Luka di lututku sudah dibebat terlalu lama
Sampai bukan luka,
namun borok rupanya
Perban pembungkusnya mulai busuk
dan saat kubuka,
bukan uar bau antiseptik,
melainkan desah lega serat kapas
yang merindukan udara
Darah di sana tak kunjung kering
Barangkali pening oleh maaf-maaf di kening
Atau senang oleh maaf-maaf di kenang
Ayah berlalu dan menegurku
"Buang perban itu,
dan biarkan lukamu begitu
Ijinkan ia dihembus angin,
lalu bertemu luka-luka lain
Mereka bisa sama-sama melepas rindu,
berbagi narasi,
dan akhirnya saling mengobati."
namun borok rupanya
Perban pembungkusnya mulai busuk
dan saat kubuka,
bukan uar bau antiseptik,
melainkan desah lega serat kapas
yang merindukan udara
Darah di sana tak kunjung kering
Barangkali pening oleh maaf-maaf di kening
Atau senang oleh maaf-maaf di kenang
Ayah berlalu dan menegurku
"Buang perban itu,
dan biarkan lukamu begitu
Ijinkan ia dihembus angin,
lalu bertemu luka-luka lain
Mereka bisa sama-sama melepas rindu,
berbagi narasi,
dan akhirnya saling mengobati."
Sumenep, 7 Agustus 2018.
PS: This isnt an aesthetic writing at all honestly it's kinda scary and disturbingly gross I know?!??! I don't know what been possessed me to make me write this in the first place?!!? Well the actual theme is "Hansaplast" but I interpreted it as a bandage bcs I think it's the same thing??!!?! But yeah poor me bcs the result turns out to be about "Luka" instead I struggled writer's block everytime I want to lengthen the writing with the bandage side so yeah here we are, I hope you enjoy, see you in the next challenge!:))
- Aksaranai
- Aksaranai
0 Comments