Mumpung ada senggang waktu di KRL.
Jadi waktu itu, BEM KM IPB tuh ngadain semacam open recruitment untuk staff program-program mereka, namanya BEM Let's Go Hunt. Dari 4 (kalo ga salah, lupa soalnya wkw) program, ada 1 yg bikin gue tertarik, yaitu Rumah Harapan. Di posternya sih mereka mendeskripsikan program ini sebagai sarana untuk meningkatkan soft skill dan karakter anak-anak. Akhirnya iseng lah daftar. Daftarnya pun di Divisi Public Relation and Partnership, bukan Divisi Kreatif (entah kenapa wkw). Singkat waktu, skip ini itu, lolos wawancara dan ujung-ujungnya malah jadi sekben divisi ini:v
Agenda rutin kami adalah turun lapang tiap Sabtu sore. Kemarin kayaknya turun lapang kami keempat kalinya. Parahnya, gue dari Pasar Senen nganterin temen gambreng yang mau nyetak tiket pulang (MEANWHILE ME?????) dan baru datang sekitaran jam setengah 4, kalaupun mau maksain turlap, terpaksa ga ikut briefing.
Tapi toh di akhir, gue nekat juga ikut hehe, kangen sih sama adik-adiknya. Peduli amat sama buku bahan UTS yang pada akhirnya cuma dibolak balik.
Setelah naik angkot dan jalan melintasi gang-gang yang njelimet itu, akhirnya sampai juga ke majelis tempat kami biasa 'ngajar'. Untungnya ga makan waktu lama, cuma sekitar 10 menitan. Jalan sendirian bikin gue agak lebih notis sama keadaan sekitar sih, ada anak kecil bawa layangan nemenin sepanjang jalan dan ngajak kenalan. Namanya Apung (DAN DIA LUCU BANGET GEMASH). Ada juga kios kecil jualan jajanan bahkan seblak yang 2000 dapet. Tetiba ingat jaman puasa waktu SD deh gatau ngapa:v
Pas sampai depan majelis, kakak kakaknya udah pada duduk. Ada juga adik-adik yang siap sedia dgn antusiasmenya nggrecoki wkw. Majelis ini jadi penuh warna dengan banner lomba Isra' Mi'raj yang ada di depan. Lantainya juga bersih berkilau, tampak jelas kalau disini berlangsung kegiatan yang berkelanjutan. Kontras banget dengan kondisinya waktu pertama kali kami datang, karpetnya kelipet, lantainya juga berdebu. Dan untuk itu, gue senang. Pikiran-pikiran tentang UTS, laporan praktikum, IPK, dan tektek bengeknya seketika byur, hilang. Ada perubahan baik terjadi disini, dan gue termasuk sebagai bagian dari pembawa perubahan itu. Senangnya.
Akhirnya mulai ramai. Adik-adik yang habis latihan sholawatan berdatangan ke majelis. Dari situ, dibagilah kelompok dan gue kebagian jd wali kelas Tasya, Marta, Rina, Yasmin, Dan Anna yang rata-rata kelas 4-6 SD. Herannya, dari awal turlap, gue selalu kebagian jd wali kelas adik-adik yang ≥ kelas 4 wkwkw takdir kali yah.
Agenda turlap keempat adalah leadership, cuci tangan yang baik, dan menggambar. Kakak wali kelas diminta buat jadi 'mentor' buat mereka. Kocak sih, kadang-kadang pas dijelasin pandangan mereka ke gue tapi pikirannya entah kemana (ini waktu didongengin). Mereka juga ikut nyanyi lagu cuci tangan yg baik, tapi ogah-ogahan niruin gerakan tangannya wkw. Tapi pas menggambar, ricuh wkw. Tiga puluh detik waktu yang diberikan buat menghafal gambar yang selanjutnya harus mereka gambar ulang mereka pergunakan dengan baik. Usai pembagian tugas (Eh Yasmin sonoh gambar semangka buruan) dan penodongan kakaknya untuk nyontohin dulu (Kak Divin coba contohin dulu gambar pisang gimana), akhirnya kelompok kami dinobatkan menang. Yay.
Tapi Anna sakit. Memang dari awal dia sering ungsrak ingsreuk nyedot ingus yang ada di hidungnya. Suhu tubuhnya juga lumayan panas. Di tengah acara, Anna merengek minta pulang. Akhirnya gue nganterin Anna sampai rumah dan pamit ke ibunya, (ternyata dibuntutin sama Tasya dan Marta! Uhhhh gemash part 2!!) pas balik, turlapnya sudah selesai, dan adik-adik bubar pulang.
Sementara yang lain sholat maghrib di Masjid bilangan sana, gue dan Dinni membereskan majelis. Tiba-tiba, Lea dan Marni dari kelas 1 SMP datang dan menodong gue buat nonton penampilan pidatonya ba'da Isya. Dia sebenarnya udah ngingetin dari minggu lalu sih, cuma ya itu... UTS nyita perhatian! Jujur seneng sih dia mau ikut lomba itu, apalagi gue lumayan sering ngedorong dia buat ikut, anaknya cerewet dan gue rasa ada banget potensinya buat menang.
Cukup lama mikir (konflik batin lol, maklum mahasiswa baru ada jam malam), akhirnya gue luluh dan memutuskan pulang telat. Rapat evaluasi hari itu selesai dan kita pulang (kecuali Kak Veli, gue, dan Kak Ambiya yang juga jadi juri dadakan lomba pidato). Janjinya, gue dan Kak Veli pulang jam 8.15, karena angkot dan kemacetan Dramaga ga bisa diprediksi banget.
Mereka pada seneng banget tau gue dan Kak Veli ikut nonton. Sesuai pepatah, kegembiraan itu nular. I was overwhelmed by their happiness. Kami duduk melingkar dan mereka tanya-tanya segalam macam hal mulai dari kuliah, lomba menggambar, kesibukan sehari-hari, bahkan cerita hantu di asrama. Marta nunjukin sebuah buku yang isinya koleksi stick markernya dia dan itu banyak baaaanget yang lucu-lucu! Malah, Tasya sama Marta ngasih gue 'kenang-kenangan' yaitu stick marker yang lucu banget warna pink dan biru muda (UWAHHHH TERHARUNYAAAA). Kalau ga ada jam malam di asrama, gue pasti mau banget nemenin mereka sampe kelar acaranya (kemungkinan jam 10an), tapi yah... Apa daya maba:v
Lea yang sadar kalo gue cek jam terus akhirnya nanya, "Kakak pulangnya gimana? Nonton sampai akhir ngga?" Dan karena Tasya, Marta, Yola, dan yang lain keliatan jelas nunggu jawaban gue, yah mau ga mau gue jelasin dari awal perkara jam malam, sita KTM, dan macet blablabla (begonya kenapa gue ribet-ribet jelasin semua ini dan ga bohong aja?!) (Maklum lah gue anaknya pantang bohong hahaha) (Halah ngeles bae). DANNNN LANGSUNG TINDAKAN MEREKA BERBALIK 180°. Mereka malah nyuruh gue buat segera pulang, Takut ga ada tempat buat tidur, katanya. Tiap pergantian menit (iya, menit) mereka narik-narik tangan gue buat cepet pulang. Bahkan Lea si cerewet yang harusnya latihan buat tampil pidato bilang "Kakak udah pulang aja ga usah nonton, emang Kakak ga Takut? gue malah jadi degdegan nih Takut Kakak ga boleh masuk nanti Kakak tidur dimana?" and I was like aaaaaaa gue tersentuh. Ingin nangis rasanya. Mereka, anak2 ini, terhadap orang yang baru mereka kenal sejak sebulan lalu aja sudah bisa sepeduli ini, gimana mungkin kita yang belasan tahun lebih tua, terhadap lingkungan sekitar tempat kita berada, bisa se-nggak peduli itu? Nonsense.
Akhirnya, jam dinding menunjukkan waktu 8.15. Kak Veli mengingatkan dan mengajak gue pulang, Takut kena jamal (jam malam). Dan yah, gue siap-siap bangkit menyusul Kak Veli. Tapi anak-anak ini berebut menggamit lengan gue dan menciuminya. Haduh malunya. Masalahnya, para panitia Peringatan Isra' Mi'raj, orangtua, dan guru ngaji mereka ngeliatin semua hehehe. gue cuma bisa tersenyum salah tingkah diliatin begitu.
Bahkan sampai gue dan Kak Veli berjalan pulang, Tasya dan Marta masih mengikuti dari belakang secara diam-diam, mungkin maksudnya mau mengantar kami. (Gemash banget ingin rasanya gue bungkus gue karetin lalu gue bawa pulang:v). Akhirnya gue teriak (untung ga ada orang huhu), "Dik, sudah sampai sini ajaaa!". Kebetulan tempat gue teriak itu juga sudah cukup jauh dari majelis, apalagi malam-malam kan, gue Takut mereka kenapa-napa. Mereka malah sembunyi lagi, padahal sudah jelas-jelas gue lihat merekaaa! Yaa, mau gimana lagi, gue dan Kak Veli lanjut jalan. Baru beberapa langkah, ada suara manggil gue dari belakang.
"Kak Divin!!"
Gue menoleh. Marta dan Tasya melambaikan tangannya dengan semangat ke arah gue. Gue pun membalas lambaian itu tak kalah semangatnya. "Daaaaag!"
Dan langkah gue pada akhirnya mengayun semakin ringan. Tiba-tiba saja kekhawatiran akan adanya kemungkinan KTM disita sirna begitu saja.
Namun Allah yang Mahabaik menunjukkan kuasanya. Jalanan Dramaga malam itu ramai lancar. Tak sampai 5 menit, gue sudah sampai di Gang Babakan Raya. Gue liat jam di ponsel, baru pukul 08.29. Masih sempat untuk beli makan malam. (Harap maklum, gue cuma makan siang 2 butir bakso di stasiun yang mahalnya luar biasa).
Akhirnya, gue sampai di depan gerbang asrama pukul 08.42. Masih terbilang jauh dari jamal (jauh bagi kami hehehe). Segera masuk dan menuju kamar, gue akhirnya makan dan bersiap-siap tidur. Sebelum itu, Lea mengabarkan bahwa ia menang lomba pidato. My heart is heavily pounding of happiness! Lengkap sudah bahagianya gue hari itu.

0 Comments