Semasa SMA, saya pernah punya seorang guru PKn yg menurut saya unik. Beliau termasuk dalam jajaran guru senior di sekolah. Mungkin akibat faktor usianya itu, beliau menjadi langganan penyakit usia lanjut seperti hipertensi, vertigo, dsj sehingga acapkali absen mengajar. Meski begitu, sebagai pengajar yg sudah banyak makan asam garam di dunia pendidikan, pengetahuan umum beliau sangat luas. Ratusan pertanyaan-pertanyaan tak terprediksi yg beliau lontarkan selama kegiatan belajar biasanya tak bisa kami jawab. Dihadapkan pada beliau, kami (khususnya saya) merasa 9 tahun masa sekolah kami sebelumnya tak menghasilkan apapun. Jika kami sudah diam begitu, beliau selalu menyindir kami dgn cara yg anehnya biasa dianggap lucu. Usainya, saantero kelas akan tertawa, namun saya selalu merasa ungkapan satirenya adalah cambuk yg tak kasat mata. Makin keras teman-teman saya tertawa, makin keras pula cambuk itu menghantam hati saya. Mulai saat itu, saya selalu berambisi untuk berwawasan lebih luas dari beliau. Eh, tapi gagal.
0 Comments